Sebagai warisan budaya yang diakui dunia, batik mencerminkan kebanggaan masyarakat Indonesia. Sentra-sentra batik yang tersebar di wilayah seperti Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Lasem, Cirebon, dan Madura menjadi saksi perkembangan industri batik. Penghargaan masyarakat terhadap batik semakin menguat, terlihat dari meningkatnya penggunaan batik dalam kegiatan sehari-hari. Batik telah menjadi bagian integral dari budaya masyarakat.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan bahwa industri batik melibatkan ratusan ribu tenaga kerja. Tidak hanya sebagai pewaris budaya, batik juga menjadi tulang punggung perekonomian keluarga dan UMKM. Setelah pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya tak benda pada 2009, potensi batik terus berkembang di pasar lokal maupun internasional. Penting untuk terus memperkenalkan inovasi dalam desain dan teknologi untuk mempertahankan daya saing batik.
Pengakuan dari UNESCO mendorong pemerintah untuk menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Masyarakat, aparatur sipil negara (ASN), dan institusi pendidikan diimbau untuk memakai batik sebagai bentuk penghargaan terhadap budaya. Hari Batik Nasional kali ini mengusung tema “Batik Merawit” dengan ikon Batik Tulis Merawit Cirebon, mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan warisan leluhur di tengah modernisasi.






