Demonstrasi dan Dinamika Ekonomi: Tantangan bagi Indonesia

Indonesia dalam pekan terakhir diwarnai oleh ketegangan politik dan ketidakstabilan ekonomi akibat demonstrasi besar-besaran dan kebijakan pemerintah yang kontroversial. Demonstrasi yang dimulai pada Senin (25/8/2025) di depan Gedung DPR menolak tunjangan tinggi anggota DPR, berujung pada bentrokan dengan aparat dan insiden tragis pada Kamis (27/8/2025) di mana seorang pengemudi ojek online tewas.

Kemudian, aksi meluas ke berbagai kota, mengakibatkan kerusakan dan kericuhan yang meluas. Publik mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk bertindak tegas, termasuk membatalkan kenaikan tunjangan DPR dan memberhentikan Kapolri. Presiden merespon dengan perintah penindakan atas aksi anarki.

Di pasar modal, IHSG turun tajam 2,27% pada Jumat (29/8/2025), dan rupiah melemah ke level terendah sejak awal bulan. Pemerintah terpaksa membatalkan beberapa agenda penting di Jakarta akibat situasi keamanan.

Sektor ekonomi menyaksikan peluncuran Patriot Bond oleh BPI Danantara senilai Rp50 triliun, meski kurang menarik bagi investor. OJK melonggarkan aturan buyback untuk mendukung pasar. Di transportasi, penetapan 36 bandara internasional bertujuan mendongkrak pariwisata.

Mahkamah Konstitusi melarang rangkap jabatan menteri di BUMN, menambah dinamika politik. Krisis kepercayaan terhadap pemerintah diperparah oleh rencana kenaikan iuran BPJS dan penurunan alokasi dana ke daerah. Harga minyak goreng subsidi yang semakin mahal memperkuat kekhawatiran publik terhadap ekonomi.

  • Related Posts

    Bioversary 2025: Menghidupkan Kembali Semangat Biologi IPB

    Sabtu, 15 November 2025, menjadi hari spesial bagi sivitas akademika Departemen Biologi, FMIPA, IPB, yang berkumpul di Kampus IPB Baranangsiang, Bogor, untuk merayakan Bioversary 2025. Acara tahunan ini, yang diselenggarakan…

    Kesehatan Jadi Pertimbangan Utama dalam Pengurusan Visa AS

    Dalam pengumuman terbaru, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan bahwa berbagai kondisi kesehatan seperti penyakit kardiovaskular, obesitas, diabetes, dan kanker kini menjadi pertimbangan penting dalam pengurusan visa ke AS.…